CEO Promotor Konser K-Pop We All Are One Dipolisikan, Diduga Bawa Kabur Uang Tiket

21 November 2022, 17:13 WIB
CEO Promotor Konser K-Pop We All Are One Dipolisikan, Diduga Bawa Kabur Uang Tiket /

Klikseleb.com - Pecinta K-Pop di Tanah Air sepertinya harus gigit jari. Pasalnya, konser K-Pop We All Are One yang seharusnya digelar selama 3 hari, pada 10 sampai 12 November 2022 di Stadion Madya, Jakarta, tiba-tiba ditunda hingga 2023.

Padahal, tiket sudah dijual dan hasilnya mencapai Rp7 miliar. Karena konser batal digelar, maka penonton menuntut pengembalian dana.

Namun sayang, hingga kini tuntutan tersebut masih tidak mendapatkan respons apa dari pihak promotor, sehingga CEO promotor, Jai Hyun Park atau dikenal sebagai Direktur Park dilaporkan ke polisi.

Adalah Derpita Gultom membuat laporan ke Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat. Ia menuding Park melanggar Pasal 378 KUHP soal penipuan.

Laporan Derpita Gultom mendapat dukungan dari PT Visi Musik Indonesia selaku vendor. Sebab, mereka menilai ada hal-hal tidak beres yang dialami selama berhubungan dengan pihak promotor.

"Dengan berjalannya waktu ketika persiapan konser masih dalam proses, Direktur Park memberikan perintah untuk menarik sebagian hasil penjualan konser tersebut dari tiketdotcom dan uangnya dipergunakan untuk melakukan pembayaran kebutuhan pelaksanaan event yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 11-12 November 2022 sesuai arahan Direktur Park. Ketika terjadi, dalam waktu yang sama PT. Visi Musik Asia juga menagih pembayaran untuk jasa kerja lapangannya akan tetapi tidak ditanggapi dengan baik oleh Direktur Park dan tidak dibayarkan," ungkap Rizky Triadi sebagai Direktur PT Visi Musik Indonesia.

"Pada tanggal 3 November 2022, PT Coution Live Indonesia memanggil PT VISI MUSIK ASIA dan menginfokan bahwa salah satu artis tidak bisa datang pada acara tanggal 12 November 2022 dan pada akhirnya PT Coution Live Indonesia Memutuskan bahwa acara di diundur ke bulan Januari 2023 dan mereka segera memproses kebutuhan untuk bulan Januari 2023. PT Visi menunggu beberapa hari mengenai kesiapan jadwal terbaru yang tidak kunjung mendapatkan kejelasan," lanjutnya.

Rizky Triadi pun mengungkap kerugian mencapai Rp 7 miliar dari hasil penjualan tiket. Dan setengahnya sudah ditarik oleh Direktur Park.

"Hasil penjualan tiket kurang lebih sudah mencapai Rp 7 miliar. Dan dana itu sudah hampir setengahnya ditarik Direktur Park," jelasnya.

"Sekarang masih dalam tahap pelaporan,"sambung Rizky Triadi.

Selain itu, PT Visi Musik Asia juga meminta bantuan konsultan hukum setelah mencurigai adanya permainan dalam konser tersebut. Ditambah lagi pihak vendor tidak mendapatkan bayaran sampai melewati batas tanggal pembayaran.

"Untuk updatenya saat ini masih info terakhir yang saya dapat dalam sekarang beberapa para perwakilan dari PT Coution katanya sudah ada yang ditangkap oleh pihak imigrasi, sedangkan Direktur Park masih dalam proses pencarian dan paspornya saat ini sudah ditahan pihak imigrasi. PT Visi Musik Asia akan terus melalukan upaya apapun untuk menegakkan keadilan untuk semua," pungkas Fritz Paris Hutapea.***

Editor: Vina

Tags

Terkini

Terpopuler