Andin terbangun dari tidurnya. Ia kaget kakinya sulit digerakkan. Tapi, ia harus bangun dan memberitahukan ke Aldebaran dan Pa Surya. Karena, ia yakin suaminya khawatir dan mencarinya.
Andin mengingat apa yang terjadi. Ia ingat, saat supirnya meminta izin untuk ke toilet di tengah perkampungan.
Andin menunggu supirnya sangat lama tak datang-datang. Ia pun turun dari mobil. Tapi tiba-tiba datang sekelompok pemuda memalaknya. Andin memberikan sejumlah uang dan meminta preman itu tak mengganggunya
Preman itu pun, pergi. Tapi, Andin kaget saat berjalan ada motor nyaris menabraknya, ia menghindari tapi malah terjatuh ke jurang. Badannya berguling-guling. Andin jatuh pingsan kemudian ada yang menolongnya.
Aldebaran dan Pa Surya tak menemukan Andin juga. Akhirnya, Aldebaran melaporkan ke polisi.
Polisi pun, terus mencari Aldebaran. Ternyata, polisi mendapatkan laporan dari dua orang pemuda pernah melihat Andin.
Aldebaran, mencari keberadaan HP Andin. Ternyata, ia melihat HP Andin dimainkan oleh anak kecil.
Aldebaran bertanya, anak kecil itu menemukan HP Andin dimana. Anak kecil itu pun menunjukkan tempat ia menemukan HP disemak-semak.
Saat ditelusuri oleh Aldebaran dan Pa Surya, hanya menemukan sobekan kain baju yang digunakan Andin. Aldebaran semakin cemas dan kebingungan.