Anak-anak, guru, dan orang tua juga tidak diberikan edukasi tentang berbagai macam bentuk bullying.
Hal itu membuat guru atau orang tua tidak bisa menanganinya jika anak atau murid mereka menjadi korban bullying.
Kedua adalah media. Cinta Laura mengungkap ada konten yang bermanfaat dan ada juga yang tidak bermanfaat untuk orang lain.
Cinta Laura bercerita bahwa dia pernah berada di sebuah acara di mana ada gimmick seorang perempuan menjadi objek bullying karena bentuk tubuhnya.
Hal itu bisa membuat masyarakat dapat menormalisasi objek perempuan terhadap bullying atau kekerasan.
Apalagi, terkadang bercandaan di sebuah acara pun mengandung bullying seperti body shaming, dan lain-lain.
Cinta Laura merasa tidak masalah jika orang yang menjadi objek bercanda memang setuju dengan bercandaan yang dilontarkan.
Kepedulian Cinta Laura dengan perempuan dan anak membuatnya dipilih oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menjadi Duta Anti Kekerasan terhadap perempuan dan anak sejak 2019 hingga sekarang.***