GERAM APBN HANCUR, Xanana Gusmao Ajak Rakyat Timor Leste Pindah Negara

- 25 September 2020, 09:00 WIB
Mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao. *
Mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao. * /Instagram.com/@kayralaxananagusmao

Klikseleb.id-  Tokoh penggerak kemerdekaan Timor LesteXanana Gusmao, meminta kepada rakyatnya untuk segera pindah negara.

Dirinya merasa geram dengan APBN negara tersebut yang dianggapnya berantakan.

Xanana Gusmao yang merupakan salah satu motor penggerak kemerdekaan Timor Leste kala itu, tampaknya saat ini harus berjuang untuk menghadapi bangsanya sendiri.

Ia tidak ingin rakyatnya hidup dalam kesengsaraan, oleh karena itu Xanana Gusmao merasa perlu melakukan hal ini.

Dilansir dari Fix Pekanbaru, laporan trimestral dari Banco Central Timor-Leste (BCTL) baru-baru ini mengumumkan, dana abadi minyak bumi Timor Leste (Fundu Petróleu) saat ini telah mencapai $18,4 miliar.

Dana abadi itu rapat tersimpan di New York, Amerika Serikat (AS).

Diungkapkan Xanana GusmaoTimor Leste harus cermat menggunakan dana itu.

Pasalnya, banyak orang mulai berpikir dan prihatin akan kesinambungan keuangan pemerintah yang sebenarnya, terutama rencana pemerintah yang menganggarkan dana senilai $1,4 miliar untuk tahun 2021.

Pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, pada 4 Agustus 2020 lalu menyelenggarakan seminar tentang APBN, menandai dimulainya penyusunan APBN 2021 (OJE) di Auditorium Xanana Gusmão, Dili.

Seminar yang mengangkat tema “anggaran untuk pemulihan dan penguatan pembangunan” dengan tujuan utama membahas semua prioritas nasional berdasarkan program pemerintah, rencana strategis pembangunan nasional, semua tujuan pembangunan berkelanjutan, pencapaian politik dan keuangan, dampak Covid-19 dan rencana pemulihan ekonomi menentukan paket fiskal tahun 2021 yang terintegrasi untuk kebutuhan nyata negara.

Menteri Keuangan Fernando Hanjam dalam intervensinya mengatakan, seminar ini untuk merefleksikan komitmen pemerintah dalam penyusunan APBN 2021 guna merespon dampak wabah Covid-19, terutama pemulihan ekonomi atau rekonstruksi dan juga untuk menjamin keberlanjutan pembangunan dan pencapaian kualitas pekerjaan umum bagi masyarakat.

Perdana Menteri Taur Matan Ruak melalui sambutannya pada acara pembukaan seminar mengingatkan bahwa "2020 adalah tahun yang penuh tantangan, karena dulu APBN tidak lolos di Parlemen Nasional , yang memaksa negara hanya menggunakan dana dua desimal dengan situasi politik baru di parlemen untuk mendukung pemerintah, tanpa pemilihan awal.

"Masalah belum selesai karena setelah itu terjadi lagi bencana alam pada 13 Maret dan 22 Mei yang merusak rumah dan fasilitas umum masyarakat dengan kerugian hingga $50 juta," ujar Matan Ruak.

"Belum lagi munculnya Covid-19 yang tidak hanya berdampak terhadap sanitasi dan kurangnya peralatan medis, tetapi memicu dampak ekonomi dan sosial."

Menanggapi semua tantangan tersebut, kepala pemerintahan menyebut kematangan jajaran pemerintah dan warga negara yang meningkat signifikan, karena tidak hanya menghadapi berbagai masalah, tetapi juga mencari solusi.

Khusus untuk upaya pencegahan pandemi Covid-19, kepala pemerintahan menjelaskan, hingga saat ini berusaha menyeimbangkan situasi dengan jawaban atas aspek kesehatan dan dampak sosial ekonomi, di sisi lain, dengan melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan Covid-19, dengan melaksanakan paket pemulihan ekonomi dan pembentukan komisi untuk menangani rencana rekonstruksi ekonomi.

Perdana Menteri berharap bahwa presentasi yang dilakukan dalam seminar tersebut nantinya dapat berkontribusi pada gagasan penetapan prioritas APBN 2021.

 

Dalam seminar tersebut, peserta menyaksikan presentasi program, metas prioritas, capaian sosial ekonomi dan dampak Covid-19, capaian keuangan politik dan usulan RAPBN 2021.

Seminar diakhiri dengan debat tentang semua prioritas nasional dan batas maksimum usulan APBN 2021.

Sementara itu, pemimpin karismatik Kay Rala Xanana Gusmão meyakini bahwa Timor Leste memilik dana abadi di bank New York, Amerika Serikat.

Xanana sangat yakin bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan disahkan dengan suara mayoritas di Parlemen Nasional.

“Anggaran bisa saja disetujui, tapi prosedurnya bermasalah, maka Angela Freitas diminta untuk tidak menurunkan People Power untuk melengserkan Presiden Republik, biarkan saja dia turun,” kata Xanana di Dili akhir pekan lalu.

Xanana menambahkan, dana minyak masih ada, tapi menurutnya, jika pemerintah ini memimpin 10 tahun lagi, semua orang (di Timor Leste) akan mati.

“Hanya untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, membayar katering juga tidak tahu bagaimana uang mengalir, tapi menutup mata untuk proyek darurat. Artinya selama 10 tahun mereka terus memimpin, lebih baik kita kabur ke suatu tempat, jika mereka memimpin 10 tahun lebih, jangan sebut kota", katanya.

Sudah hampir dua tahun pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Taur Matan Ruak sampai saat ini tidak memiliki anggaran negara.***

 

Editor: Tasia

Sumber: Fix Pekanbaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah