Menurut angka terbaru pemerintah dari tahun 2014, 41,8 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan $ 1,52 per hari.
Pemerintah saat ini, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mari Alkatiri, juga menghadapi tekanan yang meningkat untuk menciptakan pekerjaan baru dengan 60 persen penduduknya berusia di bawah 25 tahun.
“Kami mengubah undang-undang kami pada tahun 2009 untuk memungkinkan perubahan yang lebih besar pada portofolio ekonomi kami. Kami sekarang memiliki lebih dari 1.000 investasi di seluruh dunia, ”kata Ramos-Horta.
“Kami memiliki ratusan orang yang belajar untuk jenjang master mereka di luar negeri. Pada saat yang sama, kami berinvestasi dengan bijak. Kami hidup dari investasi ini.
Saat saya mengatakan Dubai, saya sedang melamun. Lupakan Dubai. Saya akan senang jika Timor Leste bisa mencapai ketinggian di Fiji,” lanjut Ramos Horta.
Baca Juga: Perbedaan Peran SPF dan PA pada Sunscreen
“Kami bisa melakukan jauh lebih baik,” kata Ramos-Horta ketika didesak tentang masa depan ekonomi baru Timor Leste.
“Tapi kita tidak bisa melakukan keajaiban,” lanjutnya.
3 tahun berlalu sejak Ramos Horta banggakan mimpinya jadikan Timor Leste sebagai Dubai kedua, kini bekas Provinsi ke 27 Indonesia itu justru masuk dalam jurang kemiskinan.
PBB bahkan sampai memasukan Timor Leste dalam daftar Indeks Kemiskinan Multidimensi Global (MPI) 2020.