3 Srikandi Pelindung Indonesia Hadapi Vanuatu di Sidang Umum PBB, Siapa Saja Mereka?

- 30 September 2020, 10:40 WIB
Silvany Austin Pasaribu, Diplomat Perwakilan RI pada Sidang Umum PBB
Silvany Austin Pasaribu, Diplomat Perwakilan RI pada Sidang Umum PBB /Tangkapan layar Channel Youtube PBB

Klikseleb.com - Bukan kali ini saja Vanuatu menyerang Indonesia dengan isu pelanggaran HAM di Papua.

Sejak 2016, negara kepulauan di Samudera Pasifik ini telah menggunakan kesempatannya berbicara dalam Sidang Umum PBB untuk mengangkat isu dugaan pelanggaran HAM di Papua.

Seperti telah menjadi agenda rutin, pada Sidang Umum PBB 2020, Vanuatu kembali menyerang Indonesia dengan isu pelanggaran HAM di Papua.

Baca Juga: Demi Menangkal Virus Corona di Kota Palu, Pasha Harus Tega!

Baca Juga: Bikin Mupeng! Isyana Sarasvati Beli Vesta Seharga Rp150 Juta, Begini Penampakannya


Vanuatu merupakan sebuah negara yang terletak di sebelah sisi selatan Pasifik, berada di sebelah timur Australia. Negara ini berpenduduk etnis yang sama dengan Papua yaitu etnis Melanesia.

Tercatat 3 Srikandi diplomat muda Indonesia yang mampu menjawab tuduhan-tuduhan Vanuatu yang selalu saja mengenai topik pelanggaran HAM di Papua dan Papua Barat itu.

Seperti dalam artikel berjudul "YES, Vanuatu 3 Kali Kena 'Tampar' 3 Diplomat Cantik Indonesia di PBB, Siapa Saja, Ini Profilnya" di laman semarangku.com, inilah 3 momen fenomenal para Srikandi Diplomat Indonesia menjawab dengan tegas tuduhan Vanuatu.

1. Nara Masista Rakhmatia
Pada Sidang Umum PBB ke-71, diplomat cantik Nara Masista Rakhmatia dikirim Pemerintah Indonesia dan menjawab dengan tegas tuduhan Vanuatu dan beberapa negara lain yaitu Solomon, Nauru, Kepulauan Marshall, Tuvalu, dan Tonga.

Baca Juga: Flora Shafiq JKT48 Positif Corona, Gejala Demam Pusing Hingga Penciuman Hilang

Dalam pidatonya, Nara memaparkan bahwa Indonesia masih jauh lebih baik dalam penegakan HAM dibanding negara-negara yang menuduhnya melakukan pelanggaran HAM terhadap Papua dan Papua Barat.

Pernyataan-pernyataan yang dilontarkan negara-negara tersebut jelas melanggar tujuan dari Piagam HAM PBB dan melanggar hukum internasional yang mengatur tentang hubungan persahabatan antar negara.

Nara menutup pidatonya dengan sebuah pepatah yang berbunyi: “Ketika seseorang menunjukkan jari telunjuknya pada orang lain, jari jempolnya otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri.”

2. Ainan Nuran
Pada Sidang Umum PBB ke-72, diplomat cantik Ainan Nuran mewakili Pemerintah Indonesia untuk menanggapi sikap Kepulauan Solomon dan Vanuatu yang meminta Dewan HAM PBB menginvestigasi soal pelanggaran HAM yang terjadi di Papua.

Ainan menyebutkan bahwa negara-negara yang menuduh Indonesia tak mau mengerti bahkan menolak untuk mengerti bahwa Papua dan Papua Barat sama sekali tidak mengalami ketidakadilan seperti yang dituduhkan.

Ainan lalu memaparkan sejumlah pembangunan di Papua selama 3 tahun terakhir dan fakta bahwa Papua menjadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi mencapai 9,1 persen.

Tak tanggung-tanggung, Ainan menutup pidatonya dengan peribahasa bahasa Indonesia yang dialihbahasakan ke bahasa Inggris. Peribahasa tersebut dalam bahasa Indonesia berbunyi: “menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.”

Baca Juga: Jual Lagu Anjayani Rp50 Juta, Akun Lutfi Agizal Direport Kemal Palevi


3. Silvany Austin Pasaribu
Pada Sidang Umum PBB ke-75, Silvany Austin Pasaribu, diplomat muda yang didaulat mewakili Indonesia menggunakan hak jawabnya atas tuduhan pelanggaran HAM yang dilakukan Pemerintah Indonesia ke Papua yang masih berlangsung hingga sekarang.

Dalam video yang diunggah di YouTube PBB, Silvany menyebut Vanuatu yang selalu terobsesi soal isu Papua menunjukkan hal yang tidak sehat.

Silvany menegaskan bahwa sejak 1945, Papua dan Papua Barat telah menjadi bagian dari NKRI dan keputusan tersebut bersifat final dan tidak dapat diubah. PBB dan komunitas internasional juga telah menyetujui hal tersebut terlihat dari dukungang-dukungan yang mereka berikan.

Baca Juga: Status Hubungan Masih Dirahasiakan, Ternyata Begini Cara Sule Memperlakukan Nathalie Holscher

Silvany memberi jawaban menohok dengan menyebutkan sebaiknya Pemerintah Vanuatu memenuhi tanggung jawab HAM kepada rakyat mereka dan dunia sebelum “menceramahi” Indonesia soal HAM. Dan paling fenomenal adalah ketika dia bilang, "Kalian bukan representasi dari rakyat Papua."

Rasanya sudah menjadi ‘agenda’ tahunan bagi Vanuatu untuk menyinggung Indonesia soal Papua yang merujuk pada gerakan separatisme Papua. Namun yang pasti Srikandi dari Diplomat muda Indonesia di PBB akan selalu melindungi harga diri bangsa ini dengan menampar muka Vanuatu. ***

Editor: Vina

Sumber: Semarangku (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x