Skema Vaksinasi Massal, Golongan Mana yang Didahulukan Menerima Vaksin? Ini Kata Menkes Terawan

- 2 Oktober 2020, 16:05 WIB
Meme Terawan datang ke acara Mata Najwa.
Meme Terawan datang ke acara Mata Najwa. /@twitter

Klikseleb.com - Sejak awal terjadinya wabah Covid-19 di Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019, hingga kini belum ditemukan vaksin atau obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit ini.

Peneliti dari berbagai negara berlomba-lomba mencari vaksin untuk mengakhiri wabah penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini.

Dirangkum dari berbagai sumber, ada lebih dari 100 vaksin virus corona yang sedang dikembangkan dengan menggunakan berbagai teknik. Setidaknya terdapat 37 vaksin yang sedang diuji coba pada manusia. Tidak kurang dari 91 vaksin sedang dalam tahap praklinis dan sedang diuji coba pada hewan.

Baca Juga: Indonesia Bangga! Kate Middleton Dan Tokoh Dunia Lain Terlihat Memakai Batik

Baca Juga: Band Elkasih Audisi Vokalis Baru, El Ibnu yang Sakit Keras Bakal Tersingkir?

Vaksin corona tersebut dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi diberbagai negara. Tercatat ada 7 negara yang sedang mengembangkan vaksin virus corona dan Indonesia menjadi salah satunya.

Seakan tidak ingin berlama-lama dalam situasi pandemi, pembuatan vaksin Covid-19 terus dikebut dan sesegera mungkin disebarkan untuk mengobati masyarakat.

Untuk itu, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan skema vaksinasi massal yang memuat tentang waktu pelaksanaan vaksinasi, target lokasi vaksinasi, hingga kelompok yang didahulukan untuk divaksin.

Menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ada dua kategori masyarakat yang didahulukan menerima vaksin Covid-19.

Para tenaga medis menjadi salah satu kategori yang diprioritaskan dalam pemberian vaksin Covid-19.

Selain itu, kategori lainnya yakni pekerja dengan high risk.

Baca Juga: Positif Covid-19, Presiden Donald Trump dan Istri Karantina di Gedung Putih


Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat dalam artikel "Terawan Buka Suara, Ini Kategori High Risk yang Diprioritaskan Menkes untuk Dapat Vaksin Covid-19", Terawan mengatakan hal tersebut ketika menghadiri rapat koordinasi persiapan program vaksinasi yang dipimpin oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu 30 September 2020.

Menyusul perkataannya tersebut, Terawan menjelaskannya dalam keterangan tertulisnya soal kategori high risk yang akan menerima vaksin Covid-19 lebih dulu.

"Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis. Berikutnya akan diberikan kepada masyarakat dengan kategori high risk, yaitu pekerja pada usia 18-59 tahun," tulisnya.

Menurutnya, saat ini, kebutuhan vaksinasi mencapai 320 juta dosis. Dengan indeks pemakaian vaksin, maka pemerintah harus bisa menyediakan 352 juta dosis vaksin.

Baca Juga: Sebelum Positif Covid-19, Donald Trump Malas Gunakan Masker karena Seperti Topeng

Sementara itu, penyediaan vaksin dilakukan bersama dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BOPM) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa saat ini kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki oleh BUMN mencapai 123 juta vaksin.

Maka saat ini sedang dilakukan kerja sama antar BUMN, khususnya oleh Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat, dalam pengadaan Cold Chain Equipment Inventory hingga memuat 300 juta vaksin.

Pengadaan cold chain disiapkan untuk datangnya vaksin dari berbagai negara yang telah membantu Indonesia dalam pengadaan vaksin tersebut.

Baca Juga: Dulu Teman Tapi Mesra, Baby Shima Komentari Kedekatan Sule dan Nathalie Holscher

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun menjelaskan bahwa telah dilakukan berbagai diskusi dengan negara terkait, seperti China, Uni Emirat Arab, dan Inggris dalam komitmen penyediaan vaksin bagi Indonesia.

"Kami telah berkomunikasi secara rutin dengan China, Arab, maupun Inggris dalam penyediaan vaksin bagi Indonesia. Kami juga telah mengatur waktu pertemuan antarnegara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia tersebut," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala BNPB Doni Monardo meminta agar BPOM berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memastikan kehalalan vaksin Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Cinta Meruntuhkan Perbedaan Usia, Ini yang Membuat Sule Jatuh Hati pada Nathalie Holscher


Untuk menyiapkan program vaksinasi yang akan segera dilaksanakan, Kementerian Kesehatan telah menyusun beberapa langkah dalam kesiapan fasilitas kesehatan di Indonesia.

Bahkan sejak Senin 28 September 2020, pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19 ini telah dilaksanakan.

Selain itu, telah disiapkan juga dua puskesmas yang akan menjadi tempat simulasi. Yaitu Puskesmas Abiansemal Kabupaten Badung, Denpasar serta Puskesmas Tanah Sereal Kota Bogor, Jawa Barat.***

Editor: Vina

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah