48 Warga Korsel Meninggal, Ini yang Dirasakan Ridwan Kamil Setelah Menjadi Relawan Vaksin Covid-19

28 Oktober 2020, 16:20 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ketika memberikan keterangan pers.* /ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/

Klikceleb.com - Wabah virus Corona belum berakhir di Indonesia. Hingga 27 Oktober 2020 tercatat 396.454 jiwa positif terinfeksi, 322.248 jiwa dinyatakan sembuh dan 13.512 jiwa meninggal dunia.

Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, masih terjadi penularan di sejumlah daerah di Tanah Air.

Para peneliti dan perusahaan bioteknologi dari berbagai negara masih berlomba-lomba untuk menemukan penyembuh bagi penyakit yang disebabkan oleh virus Corona ini.

Baca Juga: Ikut Memboikot Produk Prancis, Arie Untung : Cuma Ini yang Kami Mampu

Baca Juga: Istri Pertama Kiwil Tak Akui Pernikahan, Venti Figianti Posting Soal Janji Manis

Menurut catatan WHO, terdaftar 125 kandidat vaksin yang masih dalam tahap praklinis dan 16 vaksin telah dikembangkan pada tahan uji klinis terhadap manusia.

Beberapa negara telah melakukan uji klinis vaksin, begitu juga Indonesia. Kandidat vaksin Covid-19 hasil kerjasama Bio Farma dan Sinovac saat ini sedang dalam masa uji klinis di Bandung, Jawa Barat sejak bulan Agustus 2020.

Dalam uji coba itu, Ridwan Kamil menjadi satu-satunya Gubernur di Indonesia yang memutuskan untuk menjadi relawan.

Dirinya pun memaparkan alasan mengapa memutuskan menjadi relawan, hingga bercerita soal dampak yang terasa setelah disuntikkan vaksin.

Baca Juga: Tajir Sejak Lahir, Suami Nikita Willy Sebut Harga Sepeda Brompton Zaman Dulu Murah

Baca Juga: Tak Langsung Percaya Alasan Ayah Atta Halilintar Mangkir dari Panggilan, Polisi Butuh Surat Keterang

Pernyataan sang Gubernur yang kerap disapa Emil itu disampaikan di acara talk show Indonesia Lawyers Club yang diunggah pada Selasa, 27 Oktober 2020.

Pada awalnya, Emil menjelaskan bahwa pengujian vaksin sudah masuk ke dalam tahap ke-3, dan terakhir adalah uji coba yang dilaksanakan di Bandung.

"Tes pertama, di bawah 100 orang dan sudah berhasil untuk yang Biofarma ini. Tes kedua untuk populasi 100 sampai 1.000 orang sudah berhasil di Tiongkoknya untuk yang Sinovac. Dan yang terakhir adalah tes ketiga di atas 1.000 orang yang dilakukan di Bandung, dilakukan kepada 1.620 kalau tidak salah," jelasnya sebagaimana dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel "Cerita Ridwan Kamil setelah Jadi Relawan Vaksin Covid-19: yang Saya Rasakan Hanya Dua".

Emil kemudian melanjutkan, banyak hoaks yang beredar terkait efek samping vaksin sebelum dirinya memutuskan daftar menjadi relawan.

Baca Juga: Akad Nikah 15 November, Terungkap Lokasi Pernikahan Sule dan Nathalie Holscher

Baca Juga: Sedang Kasmaran Dipacari Adit Jayusman, Ayu Ting Ting Nyanyi Lagu Cinta-cintaan Melulu

"Sewaktu saya belum datang, itu banyak hoaks dan provokasi beredar yang membuat relawannya jumlahnya enggak mencukupi. Sebelum saya daftar itu yang daftar relawan hanya sekitar 400," ujarnya.

Pada saat minggu-minggu pengujian vaksin itu, banyak hoaks yang mengatakan bahwa vaksin akan menimbulkan efek samping berbahaya hingga hanya disebut untuk kepentingan bisnis semata.

"Dalam minggu itu beredar berita bahwa vaksin ini berbahaya, vaksin ini bikin cacat, vaksin ini tidak halal, vaksin ini bisnis, konspirasi, dan lain lain, mengakibatkan kesimpulan bahwa kok rakyat dikorbankan, untuk sesuatu yang penuh dengan hal-hal yang provokatif dan tidak pasti ini, kok rakyat yang harus di tes kenapa pemimpin tidak," ungkap Emil.

Maka dari itu Emil mendaftar sebagai relawan, terlebih lokasi pabriknya pun berada di sekitar Jawa Barat.

"Nah atas dasar itulah saya mendaftarkan diri sebagai relawan, kenapa? Ya karena lokasi pabriknya ada di Jawa Barat, tentu Gubernur Jawa Barat yang menjadi relawan, kebetulan bersama Pak Kapolda dan yang lainnya kita melakukan itu," tuturnya.

Baca Juga: Member Kedua AESPA, Karina Alias Yoo Jimin, Sempat Bermasalah Dengan BTS dan EXO?

Baca Juga: Tak Lagi Umbar Kemesraan, Amanda Manopo Tak Ingin Menjalani Hubungan Palsu Dengan Billy Syahputra

Rupanya keputusan Emil menjadi relawan membuat banyak relawan ikut berpartisipasi hingga melebihi target yang sudah ditentukan.

"Nah gesture saya menjadi relawan itu akhirnya meningkatkan rasa kepercayaan, maka partisipasi relawan yang tadinya hanya 400 dan tidak mencukupi, dalam hitungan beberapa minggu naik menjadi lebih dari 2.000 melebihi target," sambungnya.

Emil pun menegaskan akan secara jujur menyampaikan hasil dari vaksin tersebut kepada masyarakat.

"Kalau ditanya apa reaksi terhadap tubuh saya, saya akan bersaksi karena tujuan saya menjadi relawan supaya masyarakat langsung dengar dari orang nomer 1 di Jawa Barat, sebagai referensi. Kalau berhasil saya bilang berhasil, kalau gagal saya jujur bilang gagal dan kita harus tabah, tangguh, mencari solusi lagi," tegasnya.

Lebih lanjut, Emil menyebut keputusannya menjadi relawan tak luput dari pesan sang ibu kepadanya.

Baca Juga: Umumkan Pensiun Dari Atlet Sepak Bola, Apa Pekerjaan Diego Michiels Mantan Nikita Willy Sekarang?

Baca Juga: Ternyata Gempi Sempat Perkenalkan Pacar Gading Marten ke Gisella Anastasia

"Ibu saya mengajarkan kalau lagi ada rezeki yang didepan itu rakyat, pemimpin di belakang. Tapi kalau ada khawatir, itu pemimpin beresin di depan rakyat belakangan," imbuhnya.

Suami dari Atalia Pararatya itu kemudian memaparkan reaksi yang terjadi pada tubuhnya, usai disuntikkan vaksin Covid-19.

"Dan ternyata dampaknya tidak terlalu banyak, yang saya rasakan hanya dua yaitu, satu jam pertama saya pegal tangan kiri saya karena disuntik dan jarumnya tidak kecil beda dengan jarum kalau ambil darah. Kedua saya ngantuk 2-3 hari setelahnya. Di luar itu tidak ada, bengkak tidak ada, demam tidak ada, semua standar di 36 derajat dan lain-lain," paparnya.

Baca Juga: Anniversary Pernikahan Kedua, Maia Estianty Ditantang Bikin Lagu Dadakan untuk Irwan Mussry

Baca Juga: Anniversary Kedua Pernikahan, Maia Estianty Baru buka-bukaan Soal Hubungannya dengan Irwan Mussry

Emil pun menyimpulkan bahwa vaksin yang disuntikkan ke tubuhnya tidak memberikan reaksi yang berlebihan.

"Jadi kesimpulannya untuk kasus tubuh saya, tidak ada reaksi berlebihan kecuali satu jam pertama pegal dan 3 hari saya ngantuk, setelahnya tidak," pungkasnya.

Sebelumnya, tersiar kabar ada 48 warga Korea Selatan (Korsel) meninggal pasca mendapat vaksin influenza. 

Atas kasus ini, otoritas Singapura bereaksi dengan menangguhkan penggunaan dua vaksin influenza, SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra bagi warganya. ***

Editor: Vina

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler