Keamanan Vaksin Covid-19 Impor Belum Teruji Penuh, IDI : Coba Kerabat Anda Yang Disuntik

28 Oktober 2020, 18:11 WIB
Ilustrasi vaksin /Freepik.com/jcomp /

Klikseleb.com- Vaksin covid-19 sudah dinanti masyarakat dunia termasuk Indonesia.

Masyarakat ingin dapat segera melakukan aktivitas dengan normal seperti sebelum pandemi.

Vaksi covid-19 sendiri sedang dalam tahap pengembangan dan produksi oleh Sinovac dan Bio Farma.

Pemerintah Indonesia sempat mengumumkan akan memulai penyutikkan vaksin Covid-19 pada November 2020.

Padahal, pengujian vaksin Covid-19 yang diteliti sejumlah lembaga di Indonesia belum selesai. Pemerintah rencananya akan mendahulukan vaksin impor untuk disuntikkan pada kelompok prioritas.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama para petugas medis merasa hal tersebut tidak tepat karena tanggung jawab penyuntikkan vaksin Covid-19 sangat besar.

Baca Juga: 48 Warga Korsel Meninggal, Ini yang Dirasakan Ridwan Kamil Setelah Menjadi Relawan Vaksin Covid-19

Baca Juga: Riot Games Rilis League of Legends: Wild Rift Versi Beta di Indonesia HARI INI! Simak Detailnya

Dilansir dari Pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul “Polemik Vaksin Darurat yang Disebut Belum Teruji Aman, IDI: Coba Kerabat Anda yang Disuntik”, hal ini ditegaskan oleh Kepala Biro Hukum, Pembinaan, dan Pembelaan IDI dr. H. Nazrial Nazar.

"Sebagai insan medis, sebagai praktisi medis, perihal imunisasi vaksin itu adalah bagian dasar--bukan utama--dari tanggung jawab profesi," ujarnya dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club.

Dokter Nazar mengatakan masalah utama dalam vaksinasi adalah keamanan, efektivitas, dan imunogenitas.

"Imunogenitas itu--saya lompati saja fase I dan II itu--akan teruji nanti pada fase III (uji klinis)," terang Dokter Nazar. 

"Ada literatur yang mengatakan itu lima fase sebenarnya, betul kan? Tetapi ringkasnya, dengan keadaan emergency ini, memang tiga fase itu memadai," lanjut dia.

"Tiga fase itu sangat memadai untuk menentukan, apakah itu emergency use authorization atau apakah regular use," imbuhnya.

Lebih lanjut, dr. Nazar menegaskan kalau kewenangan satu-satunya atas keputusan tersebut berada di tangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Untuk persoalan keamanan, sebenarnya semua harus berawal dari keyakinan tenaga medis terhadap vaksin yang ingin disuntikkan.

Baca Juga: Member Kedua AESPA, Karina Alias Yoo Jimin, Sempat Bermasalah Dengan BTS dan EXO?

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang Silet Awards 2020! Jessica Iskandar Dapat Asmara Tersilet

Ini akan menjadi penghambat tenaga medis untuk meyakinkan penerima vaksin bahwa cairan yang diterimanya benar-benar aman.

“Kita sama-sama tahu, secara sosiologis bahwa seorang pemberi tidak akan bisa dia mengatakan, menyampaikan message atau konten yang diberikannya itu kalau dia sendiri tidak meyakini, dalam hal ini amannya," jelas dr. Nazar. 

Ia pun menegaskan bahwa hanya tenaga kesehatanlah yang berhak ditugasi untuk menangani imunisasi dan vaksinasi.

"Nah, rasa secure, rasa aman oleh para petugas kesehatan--ini bukan hanya tenaga medis--ini sangat berdampak terhadap implementasi," kata dia.

Kondisi itu diperparah oleh waktu yang sangat pendek dan barunya virus corona yang menyebabkan pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

Menurut dr. Nazar, keamanan vaksin haruslah berdasarkan pertanggungjawaban 'basic scientific' alias fakta ilmiah mendasar.

Baca Juga: Selamat Hari Sumpah Pemuda 2020! Berikut Isi Naskah Asli Tahun 1928, Serta 15 Quote Sumpah Pemuda

Baca Juga: Film Demon Slayer 'Kimetsu no Yaiba: Mugen Train' Akan Tayang di Bioskop CGV Indonesia!

Ia kemudian menceritakan kembali bagaimana peserta uji klinis vaksin yang merasakan berbagai gejala ringan, mulai dari demam hingga gelisah.

"Rasa demam, rasa meriang, rasa gelisah itu satu hal yang boleh saja sepertinya diabaikan. Itu paling ringan itu. Jadi, apa yang beliau sampaikan itu sangat bermakna," tutur Dokter Nazar.

Dia selanjutnya meminta semua orang untuk membayangkan bagaimana jika vaksin yang tiba-tiba diimpor ke Indonesia dan belum diketahui dampaknya terhadap manusia disuntikkan pada orang terdekat.

"Apa perasaan beliau apabila itu disuntikkan ke kerabatnya?" tanya dr. Nazar.***

Editor: Tasia

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler