Ada lebih dari 60 aplikasi Among Us palsu yang dibuat oleh 9 orang, dan telah didistribusikan lewat toko aplikasi pihak ketiga dan situs-situs tak resmi.
Lebih dari 75 persen dari aplikasi palsu yang ditemukan, telah dikemas ulang dengan kode-kode membahayakan yang mengubah game Among Us menjadi sarang adware.
Parahnya, ada beberapa aplikasi palsu dibekali malware yang lebih berbahaya, seperti banking trojan yang berisiko menyerang pengguna m-banking di gawai.
Baca Juga: Gak Sabar! 8 Drakor Baru yang Rilis di Desember 2020: True Beauty, City Couple's Way Of Love dll
Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat 27 November 2020 Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces dan Cancer
Dikutip dari Tech Radar, CEO Promon Tom Lysemose Hansen meminta agar para pemain Among Us dapat berhati-hati dengan aplikasi palsu ini.
Menurutnya, para pelaku kejahatan cyber akan selalu mengamati tren aplikasi dan game populer yang menjadi target mereka selanjutnya.
"Penjahat cyber atau lebih tepatnya desainer malware, sangat memerhatian naik turunnya tren game untuk menentukan target mereka. Kali ini, game ini (Among Us, red) sangat populer di kalangan anak-anak muda," kata Tom dalam rilisnya.
Anak-anak muda yang belum tahu itu, kata Tom, bisa saja mengunduh aplikasi palsu dan mengiranya aplikasi resmi.
Baca Juga: Kisah Sedih di Pagi Hari, Meghan Markle Rasakan Keram Perut Hingga Alami Keguguran