Network
Klikseleb.com - Pesan Moral yang kita dapatkan dalam Sinetron Buku Harian Seorang Istri sangatlah banyak. Dari suguhan sinetoron Buku Harian Seorang Istri kita dapat mengambil hikmah bahwa kelembutan akan mengalahkan segalanya, termasuk kemarahan.
Sinetron Buku Harian Seorang Istri memberikan pesan moralnya kepada pemirsa pecinta sinetron bahwa kelembutan hati seseorang dapat mengalahkan kemarahanan seseorang, seperti halnya yang telah dilakukan oleh Nana terhadap Dewa.
Kelembutan hati dapat mengalahkan kemarahan telah dibuktikan oleh Nana dalam suguhan sinetron Buku Harian Seorang Istri episode sebelas dan dua belas tadi malam, 18 Januari 2021.
Salah satu alasan wajib tonton dan ikuti perkembangan sinetron Buku Harian Seorang Istri karena di setiap episodenya, ada hal penting yang patut kita ambil.
Dari sinetron Buku Harian Seorang Istri yang tayang tadi malam, kita dapat memgambil delapan pesan moral untuk keseharian kita. Simak pesan-pesan moralnya dibawah ini.
Pertama, nafkah batin.
Hal ini dapat kita temukan dari tokoh Nana yang diperankan oleh Zoe Jackson. Pernikahannya dengan Dewa yang diperankan oleh Cinta Brian memang secara terpaksa.
Hal inilah yang membuat Nana selalu menderita. Ia mendapat perlakuan buruk dan tidak adil sebagai seorang istri.
Nafkah batin yang harus ia dapatkan sebagai seorang istri tidak ia dapatkan dari suaminya, Dewa. Yang ia dapatkan justru kemarahan dan segala perlakuan tidak adil suamimya.
Kedua, kelembutan.
Amanat atau pesan moral ini bisa kita dapatkan dari tayangan sinetron Buku Harian Seorang Istri tadi malam.
Hal itu telah ditunjukan oleh Nana yang selalu membalas perlakuan tidak adil suaminya dengan segala kelembutan hatinya.
Nana tidak peduli sesakit apapun perasaannya mendapat perlakuan tidak adil dari suaminya. Yang selalu ia berikan hanyalah kelembutan hatinya.
Ketiga, kejujuran.
Pesan ini telah ditunjukan oleh Nana yang diperankan oleh Zoe Jackson. Sebagai seorang istri, Nana jujur mengatakan kepada suaminya yang merasa cemburu atas kedekatannya dengan Pasha, pengawalnya.
Keempat, ketabahan
Pesan ini masih kita dapatkan dari seorang istri Nana dari suguhan sinetron Buku Harian Seorang Istri tadi malam.
Sikapnya yang lembut menghadapi adiknya Lula dan suaminya Dewa patut kita contohi. Meskipun Nana merasa tersakiti, Nana tidak dapat melakukan apa-apa demi mempertahankan pernikahannya.
Kelima, kepedulian.
Pesan ini kita temukan dalam tayangan tadi malam dari seorang pengawal pribadi Nana, Pasha yang dengan sigap menggendong Lula di makam pa Wawan.
Meskipun itu adalah tugasnya sebagai seorang pengawal namun kepedulian yang telah ia berikan patut kita contohi.
Keenam, keegoisan.
Amanat atau pesan moral ini kita temukan dalam diri Dewa dan ibunya, bu Fara. Dewa mementingkan harga dirinya sedangkan bu Fara memikirkan harta warisan.
Ketujuh, kesombongan.
Pesan ini kita dapatkan dari tokoh Lifia pada tayangan Buku Harian Seorang Istri tadi malam. Sikap Lifia yang sombong benar-benar membuat Lula tidak betah bertahan di rumah Dewa.
Kedelapan, keras kepala.
Tokoh Lula memberikan pesan ini kepada kita dalam tayangan Buku Harian Seorang Istri tadi malam. Sikap keras kepala Lula berangkat dari rasa tidak terimanya terhadap perlakuan keluarga Dewa.
Meskipun keras kepala adalah sikap yang tidak baik jika salah menempatkan namun yang ditunjukan oleh Lula dalam sinetron Buku Harian Seorang Istri tadi malam adalah sebuah tindakan yang tepat.
Pesan moral yang kita temukan dalam sinetron Buku Harian Seorang Istri tentu masih sangat banyak di setiap episodenya.
Jangan lewatkan tayangan sinetron Buku Harian Seroang Istri malam ini di SCTV pukul 18.20 WIB dan temukan pesan-pesan moral lainnya.***
