Network
Oleh karena itu, seharusnya penonton sadar kalau tayangan itu merupakan bagian dari hiburan yang dibuat dan dirancang untuk kebutuhan televisi.
Ia menambahkan, "Yang kedua, yang salah TV karena TV sekarang itu mengikuti keinginan penonton. Kan TV bisa aja menyiarkan acara yang penuh pendidikan. Tapi kan penontonnya yang penuh pendidikan, maunya have fun doang kalo di TV gitu loh. Kalo mau belajar sesuatu ke YouTube."
Rizky Billar kemudian mengungkapkan perasaannya yang heran kepada netizen yang mudah untuk menghujat orang lain.
"Kenapa gitu harus menghujat. Ini social media itu luas, banyak segmen-segmennya. Kalo Anda pengen yang sifatnya edukasi, ya tontonlah edukasi. Kalo yang religi, ya ambil yang religi. Kalo memang hiburan, fun, ada orang dan pelakunya. Jadi jangan apa-apa serta merta langsung (menghujat). Ya kalo kata Agnes, jari Anda lebih cepat berpikir dari otak Anda," ujar Rizky Billar.
Deddy Corbuzier menjelaskan kalau ingin melaporkan ke pihak berwajib seharusnya dicari tahu dulu tentang kesalahannya.
"Kalo pembohongan publik, berarti kan hoaks yang dibuat. Lah ini merugikannya di mana? Kalau terjadi sebuah kekacauan di masyarakat karena hoaks tersebut, ini pun harus dipastikan dulu bener enggak kalian buat hoaks, itu dulu, satu," jelas Deddy Corbuzier.
Ia melanjutkan, "Kedua, apakah hoaks tersebut membuat kegaduhan enggak di masyarakat. Menurut gue enggak, dan kegaduhan itu kegaduhan gimana. Yang bisa diproses itu setau saya adalah ketika kegaduhannya bersifat fisik, jadi (kayak) ada demo, ada kekacauan, bukan di media sosial."
Deddy Corbuzier berpendapat kalau secara hukum, pembohongan publik yang dilakukan Lesti Kejora dan Rizky Billar itu tidak masuk.
"Kalo di media sosial jatohnya gibah, bukan kegaduhan," ucap Deddy Corbuzier.
"Jadi kalo pembohongan publik dibilang hoaks dan sebagainya, secara hukum tidak masuk. Gua rasa polisi juga tidak akan menerima laporan itu. Polisi sekarang juga pinter-pinter emang ngurusin gituan doang," sambungnya.
