Network
Klikseleb.com - Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senin, 5 Oktober 2020, telah mengesahkan Rencana Undang-undang Cipta Kerja menjadi Undang Undang.
Jalannya sidang pengesahan UU Cipta Kerja oleh DPR RI tersebut meninggalkan banyak cerita yang hangat menjadi sorotan.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah kejadian pimpinan sidang yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan hal tidak elok.
Baca Juga: David Beckham dan Istri 'Merawat Cinta' di Jerman
Baca Juga: Bebas, Agung Saga Ingin Minta Maaf ke Keluarga
Momen yang tidak menyenangkan ini terjadi ketika Irwan Fecho dari fraksi Partai Demokrat menyampaikan interupsi untuk meminta penundaan pengesahan.
Saat Irwan menyampaikan pandangannya, pimpinan sidang Ketua DPR Puan Maharani terlihat sedang berbicara dengan Azis Syamsuddin yang juga memimpin sidang.
Setelah itu, Puan menekan papan mikrofonnya dan seketika suara mikrofon yang dipakai Irwan terhenti.
Menanggapi hal itu, artis Nikita Mirzani menyebut apa yang dilakukan ketua DPR itu telah mencederai demokrasi.
Baca Juga: Dianggap Lebih Mementingkan Konten Daripada Anak, Nagita Slavina Berurai Air Mata
"Kenapa ibu Puan Maharani matiin mikrofonnya? Kurang fair ketika orang sedang menyuarakan suaranya tapi tidak bisa didengar," tulis Nikita Mirzani di Insta Story, seperti dalam artikel berjudul "Nikita Mirzani Ancam Puan Maharani dan Sebut Akan Datangkan Tante Lala ke Gedung DPR" yang dimuat Mantra Sukabumi.
Seolah mengajari Puan, Nikita Mirzani memberikan sindiran dengan mengingatkan Puan soal Pancasila.
"Negara ini dibangun atas dasar Pancasila. Masih inget nggak Pancasila dari satu sampai kelima," ujarnya.
Lebih jauh dari itu Nikita Mirzani bahkan mengancam akan mendatangkan seseorang ke Gedung DPR RI.
Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Ungkap Fakta di Balik UU Cipta Kerja, Aksi Demo Salah Alamat?
"Jangan sampai aku datangkan Tante Lala ke DPR nanti," tegasnya.
Seperti diketahui, Tante Lala ialah sosok ibu yang beberapa waktu lalu viral di media sosial.
Saat itu ia terlihat geram saat sang putra yang diajarkan Pancasila tidak bisa menyebutkan dengan lengkap lima sila tersebut.***
