Larangan Dine -in, Bahaya Makan di Restoran Saat Pandemi : Begini Penjelasan Dinkes DKI Jakarta

26 September 2020, 13:36 WIB
dine-in restoran /pexels.com

Klikseleb.com- Sejak 14 September 2020 lalu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid II ini kembali diberlakukan di DKI Jakarta.

Salah satu ketentuan yang berlaku adalah restoran atau rumah makan dilarang membuka dine-in, pesanan makanan hanya boleh dengan cara take away atau dibungkus.

Peraturan ini juga pastinya mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Seperti yang dilansir dari Pikiran-rakyat.com, dalam artikel “Tak Izinkan Cafe Gunakan Sistem 'Dine In' Selama Masa PSBB, Begini Penjelasan Dinkes DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut larangan makan di restoran selama PSBB Jilid II di DKI Jakarta adalah berkaitan dengan penggunaan masker.

Widyastuti, selaku Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan bahwa alasan pelarangan makan di restoran karena orang-orang akan melepas masker pada saat makan.

Dirinya juga menambahkan bahwa hal tersebut dapat berpotensi terjadinya penularan Covid-19.

Sepeti diketahui bersama dan sesuai anjuran WHO, pemakaian masker sangat berperan dalam mencegah diri kita tertular Covid-19.

Sebenarnya dari pihak restoran sudah melakukan tindakan pencegahan yaitu dengan mengatur jarak tempat duduk, memberi sekat antar meja dan wajib menyediakan hand sanitizer.

Namun usaha-usaha tersebut tetap dirasa kurang, karena tetap ada orang yang duduk berhadapan, dan jarak tidak terlalu jauh.

Ditambah lagi pada saat makan orang harus membuka masker tadi.

"Nah itulah yang menyebabkan risiko pada saat makan bersama dengan membuka masker, dengan jarak relatif dekat, itu bisa berisiko saling menularkan," ujar Widyastuti.

Ia menambahkan bahwa kebanyakan orang merasa aman kemudian menjadi abai untuk menerapkan protokol kesehatan saat bersama dengan orang yang dikenalnya.

Widyastuti juga menambahkan, bahwa berdasarkan fakta, 50 persen kasus positif Covid-19 di Jakarta merupakan orang tanpa gejala (OTG).

"Jadi, merasa aman, 'oh,makan dengan keluarga sendiri nih, makan dengan teman kantor sendiri nih'. Nggak tahu kalau teman kantornya belum pernah diperiksa dan tidak ada gejala," ujar Widyastuti.

"Kan pernah kita bahas, di Jakarta sekitar 50 persen tanpa gejala. Pada saat tanpa gejala, makan bersama, buka masker, duduk bersama, makan," jelasnya.

"Biasanya orang makan ngobrol nggak? Makan, sambil cerita, pasti buka masker. Di situlah risikonya," ujarnya menambahkan.

Ia juga menyebutkan bahwa saat makan bersama risiko percikan liur atau droplet akan meningkatkan risiko penularan virus apapun.

"Iya, droplet-nya itu akan keluar saat makan bersama ketika kita cerita dan sebagainya, inilah yang jadi alasan Pemprov meminta untuk makanan di bawa pulang saja," tuturnya.***

Editor: Tasia

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler