Omnibus Law UU Cipta Kerja Butuh Kepercayaan Rakyat, Sudjiwo Tedjo: Kroni dan Keluarga Maju Semua

23 Oktober 2020, 23:03 WIB
Budayawan Sudjiwo Tedjo /Pikiran-rakyat.com

Klikseleb.com - Undang Undang Cipta Kerja yang baru saja disahkan Dewan Perwakilan Rakyat pada 5 Oktober 2020 lalu, masih menjadi perbincangan hangat di tengah publik.

Meski penolakan terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja muncul di mana-mana, tapi pemerintah tetap bersikukuh menjalankan UU tersebut.

Berbeda pendapat dengan pihak buruh dan mahasiswa yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku percaya saja pada pemerintah karena Mahfud MD yang ikut terlibat di dalamnya.

Baca Juga: Sesi Terakhir Debat Capres Amerika, Donald Trump Tampil Lebih Tenang

Baca Juga: Ini Dia Tersangka Kasus Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung

Menurut Sudjiwo Tedjo, jika Omnibus Law UU Cipta Kerja memang benar seperti apa yang dikatakan pendemo, maka UU tersebut takkan laku menghadapi generasi milenial.

Sudjiwo Tedjo juga menyindir Pakar Hukum Tata Negara Zainal Arifin Mochtar yang menganggap Mahfud MD sebagai guru tetapi ia menolak Omnibus Law.

"Soalnya ada Pak Mahfud kan di situ? Masak bisa jelek begitu. Itu aja sih kontradiksinya," kata Sudjiwo dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, dalam artikel berjudul "Soal Omnibus Law UU Cipta Kerja, Sudjiwo Tedjo: Kalau Beneran Jelek, Milenial Gak akan Beli!".

"Gak mungkin Pk Mahfud membiarkan DPR. Pak Mahfud politisi, umatnya banyak di pesantren, pasti punya daya tekan ke DPR," tegas dia.

Baca Juga: Gelar Perkara Kasus Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung, Bukan Karena Arus Pendek Tapi Dugaan Pidana

Baca Juga: Sherel Thalib Pakai Celana Renang Ketat, Taqy Malik Disentil Penyebab Ceraikan Salmafina Sunan

"Jadi, saya percaya sama Omnibus Law. Aktingnya," imbuh Presiden Jancukers itu.

Setelahnya, Sudjiwo mengaku ketika mendengarkan semua pihak berbicara soal Omnibus Law, rasanya tidak ada yang salah.

"Saya ini awam. Dengar Jenderal Gatot ngomong, bener. Saya dengar Pak Moeldoko ngomong, bener. Saya denger Bang Rizal (Ramli) ngomong, bener juga," tuturnya.

Dari situ, Sudjiwo mengontemplasikan bahwa sebenarnya yang dibutuhkan pemerintah bukan apapun kecuali kepercayaan rakyat alias roso.

Baca Juga: Kisruh Harta Gono-gini Jenita Janet dan Mantan Suami Berujung Pada Laporan Polisi

"Saya takutnya sekarang, sorry Pak Mahfud,Pak Mahfud ngomong satu tambah satu sama dengan dua, rakyat pun udah enggak percaya," ujarnya.

Ia pun mengatakan bahwa kepercayaan adalah ikatan tertinggi antara pemimpin dengan rakyatnya dalam kebudayaan Jawa.

Sudjiwo kemudian menyebut faktor ketidakpercayaan di masyarakat dipicu oleh majunya keluarga pejabat ke dalam perpolitikan Indonesia.

"Kroni dan keluarga maju semua. Walaupun saya ngomong di Pak Mahfud, 'Ya gimana Dik Tedjo? Ya, memang enggak melanggar hukum?'," tutur dia.

Baca Juga: Lagu TATITUT Trending Nomor 4 di YouTube, Ayu Ting Ting Makin Bahagia Jelang Dinikahi Adit Jayusman

"Ya wis, secara etika bagaimana? Orang jadi hilang kepercayaan," sambung Sudjiwo.

Untuk masalah Omnibus Law, ia pun mengaku pasrah saja jika pemerintah mau jalan terus tanpa menghiraukan penolakan dari masyarakat.

"Nanti kalau mereka betul investasi di sini dan kebetulan undang-undang itu memang jelek, produknya enggak akan ada yang beli! Percaya deh!" tegas Sudjiwo.

Baca Juga: Pacaran dengan Billy Syahputra, Amanda Manopo Bantah Aji Mumpung Demi Popularitas

Ia pun menyinggung generasi milenial yang tampak cuek, namun diam-diam bisa menimbulkan gelombang boikot lewat trending topic di media sosial.

"Banyak konglomerat teman saya yang berjanji enggak akan melanjutkan sawit, enggak akan melanjutkan batubara karena diingatkan anak SMA-nya," ungkap Sudjiwo.

"Kalau memang jelek (untuk lingkungan dan masyarakat) enggak akan ada yang beli! Nanti milenial bikin trending topic dunia," sambungnya.***

Editor: Vina

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler