Dibandingkan kuartal II 2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik. "Di kuartal II lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 5,32 persen," kata Suhariyanto.
Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II 2020, lanjut dia, ekonomi Indonesia kalau PDB atas dasar harga konstan dibandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi 3,49 persen.
Ia mengemukakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB kuartal III atas dasar harga berlaku Rp 3.894 triliun. Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.720,6 triliun.
Baca Juga: ARMY MERAPAT! BTS: Break The Silence Tayang Hari Ini! Tiket Terbatas, Cek Jadwal dan Promo CGV Ini!
Baca Juga: Info HARGA TIKET BTS: Break the Silence, Tayang di CGV, XXI dan Cinepolis, 5 November 2020
Baca Juga: BPUM dan BLT UMKM Diperpanjang Hingga 2021? Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Berdasarkan pengeluaran secara tahunan (year on year/yoy), semua komponen mengalami kontraksi dengan konsumsi rumah tangga mencatatkan penurunan paling dalam.
Situasi ini tidak hanya dialami Indonesia. Sejumlah negara melaporkan telah memasuki gerbang resesi.
Seperti, Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan, Australia, Uni Eropa, hingga Hong Kong.
Resesi ini juga disebabkan oleh lock down sejumlah negara yang membatasi pergerakan manusia dan barang di tingkat global.