Waspada Potensi Tsunami, Perhatikan Mitigasi Bencana Hingga Tanda-tanda Alam

- 29 September 2020, 15:46 WIB
/

Klikseleb.com - Belum lama ini ahli kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) merilis hasil riset yang menyimpulkan bahwa laut selatan Jawa berpotensi dihantam tsunami besar.

Dalam laporan hasil riset itu memperkirakan pantai selatan Jawa Barat berpotensi diterjang tsunami dengan ketinggian hingga 20 meter dari pantai selatan Jawa Timur dengan ketinggian 12 meter.

Hasil riset tersebut sontak menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat, khususnya yang tinggal di pesisir pantai selatan Jawa.

Baca Juga: Fakta Tentang Vanuatu, Negara Kanibal Yang Menyerang Indonesia di PBB

Baca Juga: Diuji Coba pada Musang, Senyawa Baru Ini Diklaim Efektif Sembuhkan Covid-19

Untuk meredakan kekhawatiran masyarakat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun turut buka suara.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengharapkan hasil kajian ahli kebumian ITB ini dapat mendorong kita untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.

Seperti yang dikutip Zonajakarta.com dari Pikiran Rakyat, dalam artikel berjudul "Nyaris 100% Akurat, Makhluk Ini Jadi Pertanda Datangnya Gempa dan Tsunami, Waspada Jika Menemui", Daryono mengungkapkan bahwa BMKG mengapresiasi hasil riset ITB tersebut.

"Adanya potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini," ungkapnya dalam akun Instagram pribadinya @daryonobmkg yang diunggah pada Jumat 25 September 2020.

"Diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami," sambungnya.

Baca Juga: Rela Dihina, Tapi Meggy Wulandari Tak Terima Suami Baru Disebut Mirip Kiwil

Baca Juga: TikTok Menang Gugatan, Donald Trump Membuat Kesepakatan Baru

Menurutnya, perlu ada upaya serius dari berbagai pihak untuk mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun infrastruktur.

Masyarakat, lanjut Daryono, diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.

"BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," tulisnya.

Ia mengakui, informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian (misleading).

Akan tetapi, menurutnya masyarakat lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan.

"Informasi potensi gempa kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik," ungkapnya.

Baca Juga: Ketakutan Setelah Menjadi Korban Penusukan, Syekh Ali Jaber Tak Takut Mati

"Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian," tambahnya.

Menurutnya, kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan scenario terburuk.

Hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.

"Maka dari itu, dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," ungkapnya.

Menurutnya, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat.

Baca Juga: Wanita Asal Malaysia Mengaku Sebagai Istri Ketiga, Ayah Halilintar Minta Bukti

Akan tetapi, harus segera direspon dengan upaya mitigasi yang nyata. Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi.

Serta menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami.

Meski tak ada satupun lembaga sains yang mampu memprediksi kapan dan dimana terjadinya gempa dan Tsunami, tahukah anda, ada sebuah makhluk laut dalam yang memiliki kemampuan luar biasa dan sanggup memprediksi hadirnya gempa dan tsunami.

Tidak hanya itu, makhluk "ajaib" ini bahkan memiliki keakuratan prediksi nyaris 100%! Tingkat keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan keakuratan dari mesin seismograf ataupun pendeteksi tsunami konvensional.

Melansir dari Jurnal Presisi dalam ertikel yang berjudul Jika Ikan Ini Terlihat di Pantai, Segera Kabur, Karena Tsunami Dahsyat Akan Datang, makhluk tersebut adalah Oarfish (Regalecus Glesne). Spesies ikan laut dalam ini telah lama dipercaya dapat mendeteksi kehadiran bencana.

Baca Juga: Minta Doa Jika Berjodoh, Ini yang Membuat Dul Jaelani dan Putri Parto Klik

Ikan yang memiliki bentuk tubuh yang panjang menyerupai Sea Serpent ini bahkan dianggap sebagai perwujudan naga air dalam mitologi Jepang dan dijuluki "ryugu no tsukai" yang bermakna Sang pembawa pesan Raja Laut.

Bukan tanpa alasan Oarfish mendapat julukan demikian. Sejarah telah mencatatkan bahwa kemunculan ikan ini di pesisir pantai selalu disusul dengan kehadiran bencana Dahsyat seperti gempa bumi dan bahkan tsunami.

Perilaku Oarfish yang terbilang sakti tersebut ternyata dapat dijelaskan dari kacamata sains.

Sebagai ikan laut dalam, Oarfish tentu bisa merasakan apabila terjadi pergerakan lempeng bumi dengan skala besar di dasar laut. Pergerakan lempeng tersebut membuat Oarfish gelisah dan akhirnya naik ke permukaan.

Artikel ini telah tayang di Jurnal Presisi dengan judul Jika Ikan Ini Terlihat di Pantai, Segera Kabur, Karena Tsunami Dahsyat Akan Datang.

Kemunculannya ke permukaan pun dianggap sebagai pesan untuk umat manusia, bahwa ada bencana dahsyat yang akan menerjang mereka.

Baca Juga: Selain Vanuatu, 7 Negara Ini Menyerang Indonesia Soal Papua Barat

Rachel Grant, seorang Profesor Biologi Kelautan dari Universitas Anglia Ruskin di Cambridge, menuturkan bahwa perilaku ajaib dari Oarfish tersebut dapat dibuktikan secara teoritis.

“Kala gempa terjadi, akan ada penumpukan tekanan di bebatuan yang bisa menimbulkan muatan elektrostatis dan menyebabkan ion bermuatan listrik lepas ke air,” Ujarnya pada Euronews.

“Hal tersebut dapat menyebabkan pembentukan hidrogen peroksida, yang merupakan senyawa beracun. Ion berbahaya tersebut juga dapat mengoksidasi bahan organik yang dapat membunuh ikan, sehingga memaksa mereka meninggalkan laut dalam dan naik ke permukaan." Tutup Prof. Rachel.

Jadi apabila anda melihat seekor Oarfish berenang di perairan dangkal dekat pantai, hubungi pihak berwajib dan bersegeralah mengungsi karena tak lama setelahnya, bencana dahsyat akan datang.***

Editor: Vina

Sumber: Pikiran Rakyat Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah