Gejala-gejala tersebut terjadi, karena adanya blokade akibat sel radang yang melawan virus di reseptor nomor 2.
“Kalau treatment-nya covid, dia batuk berat tapi mau ngeluarin dahak gak bisa, maka orang lebih sering batuk kering. Makanya dikasih Acetylcysteine atau bisa juga OBH item, atau Ambroxol itu juga bisa, itu mengencerkan dahak sehingga bisa dikeluarkan,” kata dr. Tirta.
Gejala yang disebutkan tersebut telah masuk gejala ringan Covid-19, yakni demam, nyeri sendi, dan anosmia yang bisa bertahan sampai 3 minggu.
Akan tetapi, dia menekankan bahwa anosmia bukanlah faktor utama penularan, karena faktor utama penularan adalah demam dan batuk. Sebab, demam merupakan tanda bahwa infeksi virus aktif.
“Nah di hari empat-enam ini, mulai dikasih Acetylcysteine dan wajib bed rest toral. Kalau influenza dia gejalanya pilek, nyeri telan juga, tapi batuknya berdahak.
Baca Juga: Raffi Ahmad Hingga Rachel Vennya Angkat Poster untuk 28 Juli 2021, Kenapa?
Ini semuanya isoman, supaya energi tubuh difokuskan untuk mengurus covid,” tutur dr. Tirta.
Oleh karena itu, seseorang yang terinfeksi Covid-19 akan merasakan tubuh yang lemas, karena energi tersita di limfosit untuk ‘menghajar’ virus corona yang ada di dalam tubuh.
“Makanya di hari 4-6 ini selain obat-obatan perlu intek nutrisi dan cairan yang cukup.
Kalau sampai kamu gak minum air yang cukup, kamu bisa dehidrasi karena energimu habis untuk ngurusi si Covid ini. Kalau nutrisimu gak cukup, susah,” kata dr. Tirta.***(Eka Alisa Putri/Pikiran Rakyat)