Prediksi Sri Mulyani Jadi Kenyataan, Indonesia Resmi Resesi: Di Kuartal III 2020 Minus 3,49 Persen

- 5 November 2020, 17:07 WIB
Ilustrasi resesi. /Pixabay/Geralt
Ilustrasi resesi. /Pixabay/Geralt /

likseleb.com- Pandemi covid-19 memang sangat berpengaruh pada segala lini kehidupan.

Covid-19 melumpuhkan berbagai interaksi dan kegiatan sehari-hari manusia.

Hal ini otomatis juga mempengaruhi pergerakan ekonomi, dimana sejak merebak di akhir tahun 2019 lalu virus corona berhasil membuat berbagai negara jatuh dalam resesi.

Ancaman resesi ini juga sebelumnya telah diprediksi oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

Dan hari ini, 5 November 2020, prediksi Sri Mulyani tersebut sayangnya menjadi kenyataan, Indonesia resmi resesi.

Baca Juga: Sudah Sesuai Syarat Tapi 152juta Orang Ini GAGAL DAPAT BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2, Kenapa?

Baca Juga: Stray Kids Jadi Brand Ambassador Shopee! Akan Live di Shopee 11.11 Big Sale TV Show, Cek Tanggalnya

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Belum Cair? Ternyata Cuma Ada 6 Kriteria Ini Yang Akan Dapat

Dilansir dari Portal Jember dalam artikel berjudul “RESMI RESESI, BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III 2020 Minus 3,49 Persen”, dalam konferensi pers yang disiarkan langsung channel Youtube BPS Statistics, Kamis 5 November 2020, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen (year on year/yoy).

Sebenarnya, secara kuartalan ekonomi bergerak tumbuh 5,05 persen dan secara kumulatif masih terkontraksi 2,03 persen.

Dibandingkan kuartal II 2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik. "Di kuartal II lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 5,32 persen," kata Suhariyanto. 

Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II 2020, lanjut dia, ekonomi Indonesia kalau PDB atas dasar harga konstan dibandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi 3,49 persen.

Ia mengemukakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB kuartal III atas dasar harga berlaku Rp 3.894 triliun. Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.720,6 triliun.

Baca Juga: ARMY MERAPAT! BTS: Break The Silence Tayang Hari Ini! Tiket Terbatas, Cek Jadwal dan Promo CGV Ini!

Baca Juga: Info HARGA TIKET BTS: Break the Silence, Tayang di CGV, XXI dan Cinepolis, 5 November 2020

Baca Juga: BPUM dan BLT UMKM Diperpanjang Hingga 2021? Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Berdasarkan pengeluaran secara tahunan (year on year/yoy), semua komponen mengalami kontraksi dengan konsumsi rumah tangga mencatatkan penurunan paling dalam.

Situasi ini tidak hanya dialami Indonesia. Sejumlah negara melaporkan telah memasuki gerbang resesi.

Seperti, Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan, Australia, Uni Eropa, hingga Hong Kong.

Resesi ini juga disebabkan oleh lock down sejumlah negara yang membatasi pergerakan manusia dan barang di tingkat global.

Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global mengalami kontraksi hingga 4,4 persen.***

Editor: Tasia

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x